Rabu, 25 September 2019

Lereng Lawu

Sendu di lereng Lawu

Berawal dari sebuah kesalahan dalam memberi petunjuk kepada kawan saat menggunakan google maps, siapa sangka kami malah dituntun kearah kaki gunung yang terletak diantara tiga kabupaten yaitu ngawi, magetan, dan karanganyar. Salah satu gunung tertinggi di pulau jawa yang mencapai ketinggian 3256 mdpl Berdiri gagah menentang angkasa.
Roda motorku terus dipaksa mengikuti panasnya aspal yang terus mengarah menuju gunung Lawu, semakin lama semakin sejuk udara terasa yang menandakan semakin dekat pula lawu pada kami, hamparan tumbuhan hijau sepanjang jalan yang mengingatkan kami pada kampung halaman di pulau sebrang yang sudah lama kami tinggalkan.
Lika liku jalanan lereng lawu terus kami susuri, tak jarang tanjakan terjal memaksaku mendorong si joni (sebutan untuk motorku) agar sampai di ujung tanjakan, dan itu bukan hanya sekali tapi kurang lebih 3-4 kali. Namum itu tidak membuat kami mengendurkan semangat sebab pemandangan yang disajikan terus membuat kami berdecak kagum, sungguh luar biasa keindah yang diberikan tuhan pada semesta.
Tanjakan terjal terus kami lalui sampai pada suatu tempat, aku melihat puncak begitu dekat, ternyata kami sampai di suatu tempat yang bernama cemoro kandang. Ini adalah gerbang awal perjalanan menuju puncak lawu yang sesungguhnya, banyak kedai kedai tempat orang berwisata atau hanya sekedar singgah.
Kami memutuskan untuk singgah di salah satu kedai, sembari menikmati udara sejuk lereng lawu ditemani kopi dan wedang uwuh. Kami benar benar hanyut dalam suasana damai ditemani awan yang begitu dekat bergerak mengikuti hembusan angin bercengkrama dengan bukit bukit hijau.
Setelahnya kami memutuskan untuk melanjutkan perjalana menuju kota Jogja. Meninggalkan dinginnya lawu berserta damainya bukit bukit hijau sekelilingnya. Meninggalkan lawu tanpa sedikitpun rasa kecewa. Sungguh  Sebuah perjalanan tak terduga yang menambah kekaguman kami pada sang pencipta. Walaupun aku tidak menapaki kaki di puncak hargo dumilah ( nama puncak tertinggi lawu) namun aku tetap bangga. Bangga pada si joni maksutnya.
Selamat tinggal lawu, selamat tinggal cemoro kandang. Tetaplah berdiri gagah walaupun banyak roda menyambangimu. Dan sebuah keyakinan pada diriku, aku akan menyambangimu lagi dan lagi bahkan hargo dumilah akan kudaki.
Aku akan kembali

Lawu, 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar